Notifications

7 Mitos Mendaki Yang Perlu Untuk Dipahami

Apakah Anda percaya dengan mitos? Mitos di kalangan pendaki adalah hal yang lumrah dan kerap ditemui. Mempercayai atau tidak, hal tersebut dikembalikan pada masing-masing individu. Namun setidaknya mitos mendaki perlu untuk dipahami serta dihormati, terlebih jika hal tersebut berkaitan dengan kearifan lokal.

Mitos erat kaitannya dengan fenomena alam yang dihubungkan dengan kepercayaan warga setempat. Terlepas dari Anda percaya atau tidak terhadap mitos tersebut, namun sebagai pendaki lebih baik Anda menghormati mitos yang mungkin ada di daerah setempat.

7 Mitos Mendaki Yang Perlu Untuk Dipahami

Berikut Beberapa Mitos Mendaki yang Perlu Untuk Dipahami 

Larangan Mendaki Ketika Haid

Meski tergolong aktivitas ekstrim, namun kegiatan mendaki pun tetap digandrungi oleh kaum hawa. Terdapat mitos populer di kalangan pendaki bahwa terdapat pantangan bagi pendaki wanita untuk melakukan kegiatan mendaki saat sedang datang bulan atau haid.

Mitosnya, darah haid dari wanita yang sedang mengalami datang bulan mengundang banyak makhluk halus. Bahkan, konon katanya beberapa makhluk gaib tersebut tidak hanya mengikuti sepanjang perjalanan mendaki saja. Namun hingga pulang ke rumah, seram sekali bukan?

Jika dihubungkan dengan nalar mendaki saat haid menimbulkan risiko kesehatan. Karena saat sedang datang bulan, bisa saja pasokan darah dalam tubuh berkurang. Tentunya memaksakan diri untuk mendaki saat datang bulan perlu dipertimbangkan kembali ya!

Jangan Mendaki dalam Jumlah Ganjil

Mitos kedua yang cukup populer adalah larangan untuk mendaki dalam jumlah ganjil. Konon katanya rombongan pendaki dengan jumlah ganjil kerap mengalami nasib sial. Mitos ini didukung dengan cerita-cerita yang beredar di sejumlah konten misteri yang membahas cerita pendakian berjumlah ganjil.

Mitos yang beredar menyebutkan bahwa mendaki dalam jumlah ganjil akan mengundang makhluk astral atau makhluk halus untuk menggenapkan rombongan tersebut.

Tidak Boleh Mengambil Apapun Dari Alam

Saat mendaki Anda akan menemukan keunikan dan keindahan alam, seperti indahnya bunga edelweiss yang hanya tumbuh pada ketinggian tertentu.

Meski indah, namun jangan coba-coba Anda memetiknya ya!

Selain dilindungi oleh peraturan pemerintah, terdapat mitos tentang larangan untuk mengambil apapun dari alam. Dipercaya bahwa benda yang berada di alam bebas, mungkin saja merupakan tempat tinggal makhluk astral.

Namun dibalik itu, logikanya adalah mengambil benda ataupun tumbuhan di alam liar berpotensi untuk mengganggu ekosistem setempat.

Jangan Mengeluh

Kegiatan ekstrim seperti mendaki membutuhkan ketahanan mental dan fisik yang luar biasa. Konon katanya semakin Anda mengeluh maka hal yang Anda keluhkan akan benar-benar terjadi.

Oleh karena itu sebaiknya Anda menjaga sikap dan ucapan saat berada dalam pendakian. Biarkan keluhan tersimpan rapi di dalam hati untuk kemudian diceritakan saat pendakian usai.

Secara psikologis, mengeluh hanya akan memberikan estafet beban psikis pada tim yang lain. Karenanya, saat mengeluh seolah-olah yang dikeluhkan benar-benar terjadi karena sugesti negatif mungkin saja sudah diserap oleh rekan-rekan lain yang mendengarkan keluhan.

Jangan Bercerita tentang Hantu

Selanjutnya mitos populer tentang pantangan bercerita tentang hantu atau pengalaman gaib selama pendakian. Dikhawatirkan saat Anda menceritakan pengalaman gaib akan berpengaruh terhadap mental dari teman pendakian Anda.

Sehingga Anda lebih baik menyimpan cerita saat mengalami pengalaman gaib seperti merasakan energi astral ataupun melihat penampakan. Anda dapat menceritakan pengalaman tersebut selepas pendakian.

Tidak Boleh Bersiul

Pantang bagi pendaki untuk bersiul, terlebih di malam hari. Kegiatan tersebut dipercaya dapat mengundang kehadiran hewan buas hingga makhluk tak kasat mata atau ghaib.

Mitos Penunggu Gunung

Sudah menjadi cerita yang umum jika masing-masing gunung memiliki penunggu. Adanya mitos penunggu gunung dapat membuat para pendali menghormati keberadaannya dan mematuhi larangan-larangan pendakian yang bisa memantik kemarahan sang penunggu gunung.

Kepercayaan akan mitos penunggu gunung pun mampu membuat para pendaki untuk menjaga sikap dan tutur kata selama pendakian. Karena sejatinya bertualang di alam bebas merupakan bentuk interaksi nyata antara manusia, hukum alam dan energi-energi lainnya.

Kearifan lokal yang tercetus dalam mitos harus tetap dijaga. Mitos pendakian dapat menjaga hutan dari tangan-tangan jahil tidak bertanggungjawab.

Terpelas dari kepercayaan akan mitos yang beredar namun mitos mendaki tetap perlu untuk dipahami untuk menjaga hutan sekaligus menghormati kearifan lokal dari tempat yang Anda kunjungi.

 

Posting Komentar